Tangerang Selatan ,15 Desember 2025– Pemandangan tak sedap dan aroma busuk yang menusuk hidung kini menjadi "sambutan" harian bagi para pengendara yang melintas di beberapa ruas jalan utama di Tangerang Selatan (Tangsel). Tumpukan kantong-kantong sampah domestik yang didominasi warna putih, hitam, dan merah tampak menggunung dan terbengkalai di sepanjang median jalan serta trotoar, bahkan sudah berhari-hari tanpa penanganan yang memadai.
Situasi ini tidak hanya merusak estetika kota yang digadang-gadang sebagai kawasan penyangga ibukota, tetapi juga menimbulkan keresahan serius bagi kesehatan publik dan kenyamanan berlalu lintas. Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah titik terlihat dipenuhi sampah yang meluber, mengundang lalat dan serangga, serta memancarkan bau tak sedap yang menyengat, terutama saat kendaraan melaju kencang di dekatnya.
"Baunya minta ampun, apalagi kalau lagi macet harus lewat sini. Sudah lebih dari tiga hari kelihatannya, karena volumenya makin banyak. Rasanya kayak kota ini nggak ada yang ngurus," keluh Tian, salah satu pengendara ojek online yang sering melintas di area tersebut.
bahkan menunjukkan tumpukan sampah yang sangat dekat dengan aktivitas pengangkutan, namun penumpukan tetap terjadi. Di beberapa lokasi, tumpukan sampah bahkan menjadi pemandangan yang kontras dengan latar belakang ruko, gedung perkantoran, dan fasilitas umum lainnya.
Kabel-kabel semrawut di atas tumpukan sampah semakin menambah kesan kumuh
Kinerja Dinas Kebersihan Dipertanyakan
Lambannya penanganan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau Dinas Kebersihan Kota Tangerang Selatan menjadi sorotan utama. Masyarakat menuding bahwa kinerja dinas terkait sangat minim dan tidak responsif terhadap laporan penumpukan sampah. Padahal, masalah sampah adalah indikator fundamental dari tata kelola kota yang baik.
Keterlambatan ini bukan hanya soal pemandangan, tetapi juga menunjukkan kegagalan dalam manajemen persampahan. Sampah yang dibiarkan membusuk di ruang publik dapat menjadi sumber penyakit, mencemari air tanah, dan mengurangi kualitas udara.
"Kami bayar pajak, kami ingin kota ini bersih. Tapi kalau lihat sampah menumpuk berhari-hari begini, di mana peran pemerintah kota? Apakah petugas kebersihan sedang libur massal? Kenapa penanganan bisa selambat ini?" tanya Ibu Nina, seorang warga yang berdomisili tak jauh dari lokasi tumpukan sampah.
Pemerintah Kota Tangsel, melalui dinas terkait, didesak untuk segera mengambil tindakan cepat dan terstruktur. Penumpukan sampah yang masif di jalur utama kota seperti ini mencerminkan sebuah kegagalan yang memalukan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Jangan sampai slogan "Kota Cerdas dan Berwawasan Lingkungan" hanya menjadi lips service semata.
Tuntutan Masyarakat:
1.Aksi Cepat Tanggap: Pengerahan segera armada dan personel untuk membersihkan seluruh titik penumpukan sampah dalam waktu 1x24 jam.
2.Evaluasi Kinerja: Evaluasi mendalam terhadap manajemen persampahan kota, termasuk jadwal pengangkutan dan ketersediaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) yang memadai.
3.Transparansi: Penjelasan resmi dari DLH Tangsel mengenai penyebab utama dari penumpukan sampah yang terjadi berhari-hari ini.
Kesimpulan:
Meskipun Tangsel dikenal dengan pembangunan yang pesat, masalah sampah yang terbengkalai ini telah mencoreng citra kota. Pemerintah Kota Tangsel harus segera bangun dan membuktikan komitmennya untuk memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi warganya.


