JAKARTA- Kepedulian dunia internasional terhadap bencana alam di Indonesia kembali terwujud melalui aksi nyata. Sebanyak 30 ton beras bantuan dari Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) kini resmi disalurkan dan dikelola oleh Muhammadiyah untuk didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak bencana di wilayah Sumatra.
Langkah strategis ini diambil guna memastikan bantuan sampai ke tangan yang tepat dengan manajemen logistik yang cepat dan transparan. Muhammadiyah, melalui lembaga amil zakat dan penanggulangan bencananya (MDMC), dinilai memiliki jaringan akar rumput yang kuat untuk mengeksekusi distribusi di medan yang sulit sekalipun.
Poin Utama Distribusi Bantuan:
.Volume Bantuan: Total 30 ton beras kualitas premium.
.Asal Bantuan: Hibah kemanusiaan dari Uni Emirat Arab (UEA).
.Target Wilayah: Korban bencana alam di Pulau Sumatra (sesuai arahan Satgas Tanggap Bencana).
Pelaksana: Muhammadiyah (bekerja sama dengan pemerintah pusat).
Kolaborasi Pemerintah dan Ormas
Dalam konferensi pers bertajuk "Tanggap Bencana Sumatra", hadir sejumlah pejabat tinggi negara termasuk Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Menko PMK Muhadjir Effendy. Kehadiran mereka menegaskan bahwa penanganan pasca-bencana memerlukan kolaborasi lintas sektor.
"Kami mengapresiasi kepercayaan internasional, khususnya UEA, dan memilih mitra lokal seperti Muhammadiyah yang sudah teruji rekam jejaknya dalam aksi kemanusiaan. Ini adalah bentuk gotong royong global," ujar perwakilan pemerintah dalam pertemuan tersebut.
Transparansi Menjadi Kunci
Pihak Muhammadiyah menyatakan kesiapannya untuk mengemban amanah ini. Fokus utama saat ini adalah memetakan titik-titik pengungsian di Sumatra yang paling membutuhkan pasokan bahan pangan pokok. Selain beras, pendampingan psikososial dan layanan kesehatan juga terus disiagakan di lokasi bencana.
Dengan adanya bantuan ini, diharapkan beban masyarakat terdampak dapat berkurang, sekaligus mempererat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Uni Emirat Arab di bidang kemanusiaan